counter

Jumat, 16 Mei 2014

Kesehatan Lingkungan dengan Pendekatan Ekosistem


A.    Latar Belakang


Dengan semakin majunya hasil-hasil pembangunan di Indonesia, kehidupan sosial timbal-balik ikut terngakai makin maju. Kemajuan ditopang oleh penerapan ilmu pengetahuan maupun teknologi. Seiring dengan perkembangan ini, cakrawala berfikir masyarakat Indonesia terhadap keadaan lingkungan disekitar juga ikut berubah. Sesuai dengan tujuan pembangunan nasional, maka pembangunan kesehatan ditujukan kepada peningkatan pemberantasan penyakit menular dan penyakit rakyat, peningkatan keadaan gizi rakyat, peningkatan pengadaan air minum, peningkatan kebersihan dan kesehatan lingkungan, perlindungan obat yang tidak memenuhi syarat, serta penyuluhan kesehatan masyarakat untuk memasyarakatkan perilaku hidup sehat yang dimulai sedini mungki
Dengan demikian maka dengan pembangunan kesehatan dapat tercapai mutu dan lingkungan hidup yang optimal bagi setiap penduduk agar mampu mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, yang meliputi kesehatan badaniah dan rohaniah serta kehidupan yang sejahtera dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacad dan kelemahan 
Dalam suatu wilayah, kondisi lingkungan merupakan determinan utama dan terpenting bagi derajat kesehatan masyarakat. Pencemaran lingkungan akibat perkembangan teknologi dan pembangunan juga mempengaruhi ragam dan kualitas pencemarnya, dari masalah sanitasi dasar, pembuangan limbah rumah tangga, sampah domestik, dan penyediaan air bersih, bergeser ke berbagai pencemaran partikel debu, bahan dan buangan kimia, sampai radiasi dan gelombang elektro magnetic.
            Pemanasan Global atau global warming merupakan penyebab emisi karbon, gas-gas rumah kaca dan bahan pencemar lainnya, yang pada gilirannya mengakibatkan perubahan dan penurunan kualitas lingkungan serta mempengaruhi kesehatan dan kesinambungan kehidupan manusia (Diseases accurrences bounded to ecosystem and culture).
Posisi geografis Indonesia berada di persimpangan jalan lalu lintas barang, jasa, teknologi dan manusia dari seluruh dunia yang semakin meningkat memiliki potensi risiko kesehatan lingkungan yang harus di antisipasi. Globalisasi yang ditandai dengan peningkatan dinamika lalu lintas barang, jasa dan pergerakan manusia akan mempengaruhi globalisasi penularan dan penyebaran penyakit dan new emerging infectious disease (misalnya: SARSAvian influenzaLegionnaire disease, serta potensi risiko kesehatan lingkungan lainnya). Masalah perubahan lingkungan lokal seperti pemukiman, urbanisasi, kepadatan hunian, perkembang biakan vektor, binatang peliharaan, life style, perhotelan, pariwisata, transportasi, kecelakaan lalu lintas, industri, kehidupan modern, dan lain sebagainya juga berimplikasi terhadap kesehatan. Dilain pihak Indonesia yang terdiri dari sekitar 17.000 pulau, sebagian terpencil, pulau pulau kecil, memiliki permasalahan kesehatan lingkungan tersendiri.
            Berbagai dinamika perubahan serta kondisi lingkungan baik lokal maupun global perlu di antisipasi dengan pengembangan ilmu serta aplikasinya oleh dunia pendidikan. Ilmu Kesehatan Lingkungan mempelajari hubungan interaktif antara komponen lingkungan yang memiliki potensi bahaya kesehatan masyarakat dengan segala atributnya, dan mengidentifikasi, mengukur, menganalisa serta mencari upaya pengendalian dan pencegahan terjadinya gangguan kesehatan.
Penerapan ilmu kesehatan lingkungan akan memberikan daya ungkit yang besar dan signifikan dalam konteks pembangunan nasional dan global yang telah disepakati internasional dalam Millenium Development Goals (MDGs), karena dari delapan indikator pencapaian MDGs, kesehatan lingkungan berperan besar dalam pencapaian 6 indikatornya, yaitu: kemiskinan, angka kematian bayi, angka kematian kasar, angka kematian ibu, malaria dan TBC, dan sanitasi dasar.  Permasalahan dan tantangan pencemaran lingkungan telah sedemikian besar dan mendesak untuk dikendalikan dan dicegah penyebarannya, namun sumber daya manusia dengan keterampilan khusus kesehatan lingkungan masih sangat terbatas jumlahnya. Untuk itu, diperlukan suatu tindakan nyata guna menjawab berbagai tantangan dan permasalahan lingkungan di Indonesia.

B.     Kesehatan Lingkungan

Definisi
Ø  Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia
Ø  Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.

                Kesehatan lingkungan dapat dilihat dari berbagai segi, tergantung dari mata angin yang ingin memulai. Kesehatan lingkungan dari “frame-work” melalui konsep pendekatan ekologis yaitu dikenal dengan “the nature of man environment relationship”,namun bagi pendekatan tersebut terakhir ini kesehatan lingkungan dilihat sebagai kumpulan program maupun kegiatan kesehatan dalam rangka upaya manusia melalui teknologisnya menciptakan suatu kondisi kesehatan yang kemudian dikenal sebagai kesehatan lingkungan. Dalam kaitannya dengan masalah ini kita menempatkan terminology kesehatan lingkungan dalam deretan akronim setingkat dengan kesehatan kerja, kesehatan jiwa, kesehatan angkasa dan lain sebagainya. Diasmping kesehatan lingkungan itu dapat dikaji dari segi pendekatan ekologis maupun pendekatan operasional, ternyata kita masih dapat mengkaji dari pendekatan perkembangan ilmu terapan baru (applied science) yang bersifat komprehensif (pendekatan multi disiplinner). Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dibidang lingkungan (Ecology) kita lebih menekankan system tersebut pada arti interaksi antar elemen didalamya. Interaksi yang senantiasa bersifat dinamis sehingga sering dijabarkan dalam pengertian “interactions between environment and mans biological system” 

Bertitik tolak dari model timbangan Gordon, kemudian dimodifikasikan pada suatu model lanjutanya dijelaskan oleh empat factor, yaitu:


1.      Faktor penentu kahidupan atau life support
2.      Aktifitas manusia atau man’s activites
3.      Bahanbuangan & residu karena kehadiran adan aktifitas manusia (residues and wastes
4.      Gangguan lingkungan (environmental hazard s)

        Dalam pendekatan ekologis ini justru menekanakan titik masalah pada man’s activities. Dari titik ini terdapat komunikasi dua arah yang masing-masing dapat ke arah Life Support, Residues and Wastes serta Gangguan Lingkungan. Namun di lain pihak dari segi kausal tidak digambarkan adanya interaksi antar-antar faktor.
Di dalam kaitan ini, kesehatan lingkungan menempatkan dan menggantungkan diri pada keseimbangan ekologi, sehingga karenanya berusaha menjalin suatu keseimbangan interaksi manusia dengan lingkungannya pada tarap optimal dan batas-batas tertentu untuk menjamin kehidupan yang tetap sehat (well being). Kehidupan yang sehat meliputi baik dimensi kesehatan fisik, kesehatan mental maupun hubungan sosial yang optimal dengan lingkungan sekitar.Bila kondisi yang optimal dapat dicapai karena timbulnya interaksi yang “menekan” kehidupan, maka kesehatan lingkungan sampai batas-batas dimungkinkan dapa menyerasikan diri melalui berbagai upaya.
Perubahan yang sesungguhnya ditimbulkan oleh manusia sendiri pada umumnya, dan dipengaruhi oleh:
1.      Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat, yang sering dikenal dengan istilah “peledakan penduduk” dengan segala implikasi kaitannya lebih lanjut.
2.      Urbanisasi, yang dapat menimbulkan perubahan-perubahan yang terjadi pada kota-desa, dimana dampaknya tidak saja dirasakan bagi system kehidupan kota melainkan juga ikut merugikan kehidupan sistem pedesaan sendiri.
3.      Industrialisasi, yang menimbulkan berbagai mata rantai implikasi serta sebagai akses secara luas.
4.      Perkembangan teknologi yang sangat cepat, khususnya bagi negara-negara yang sedang berkembang yang belum dapat menyiapkan diri dalam sistem sosialnya (infra structural).
5.      Kebutuhan yang “meningkat” dari masyarakat untuk memaksakan meningkatkan standart kehidupan, pada hal syarat-syarat untuk mendukung ini juga belum disiapkan.
          Walaupun demikian ada tiga pokok yang dapat dilakukan dalam mengembangkan upaya-upaya kesehatan lingkungan  yaitu :
a.       Di mana dimungkinkan gangguan-gangguan yang dapat berakibat terhadap kesehatan lingkungan perlu di cegah.
b.      Apabila gangguan tersebut telah ada, langkah berikutnya adalah mengusahakan mengurangi atau meniadakan efeknya terhadap kecenderungan timbulnya penyakit didalam masyarakat.
c.       Mengembangkan lingkungan yang sehat, khususnya pada daerah-daerah padat melalui sistem perencanaan dan pengendalian yang mudah terhadap pemukiman,perumahan dan fasilitas rekreasi yang sesungguhnya bisa menjadi pusat kunjungan manusia dan sumber penularan.
        Dengan demikian pendekatan ekologis yang dapat dipertimbangkan sebagai masukan dalam suatu definisi kesehatan lingkungan. Kesehatan lingkungan yang mempunyai dimensi yang luas dan berbeda berdasarkan faktor kemampuan pelaksanaanya dimasing-masing negara.

C.   Pembangunan di bidang makanan / sanitasi makanan
          Sanitasi makanan merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam segala aktivitas kesehatan masyarakat, mengingat adanya kemungkinan penyakit-penyakit akibat makanan, kebiasaan-kebiasaan taradisional dalam mengelola makanan masih menjadi masalah yang utama dalam masyarakat selama belum ada cara pengganti yang berkenan. Dalam kehidupan manusia makanan mempunyai peranan penting dan peranan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
1.      Setiap manusia memerlukan makanan untuk kelangsungan hidupnya.
2.      Manusia yang terpenuhi semua kebutuhan makanannya akan terlindung dan terjamin kesehatannya sehingga memiliki produktifitas kerja yang optimal.
3.      Bahan makanan dapat merupakan media perkembang biakan kuman penyakit atau dapat juga merupakan media perantara dalam penyebaran suatu makanan.
        Sanitasi makanan meliputi kegiatan usaha yang ditujukan kepada kebersihan dan kemurnian makanan agar tidak menimbulkan suatu penyakit. Usaha-usaha sanitasi tersebut meliputi tindaka-tindakan saniter yang ditujukan pada semua tingkatan, sejak makanan mulai dibeli, disimpan, diolah, dan disajikan untuk melindungi agar konsumen tidak dirugikan kesehatanya.
1  Pengaruh Makanan Terhadap Kesehatan
        Makanan merupakan salah satu pokok kebutuhan manusia untuk kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, makanan merupakan hal yang penting bagi manusia. Pentingnya makanan bagi manusia, selain itu dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Di tinjuau dari segi kesehatan, kegunaan makanan adalah sebagai sumber zat makanan. Zat makanan mempunyai fungsi sebagai berikut:
1.      Sumber energi.
2.      Zat pembangun.
3.      Zat pengatur.
Di tinjau dari fungsi makanan adalah sangat penting bagi manusia untuk mengkonsumsi makanan itu, namun jika makanan yang dikonsumsi tersebut melebihi batas akan menimbulkan masalah tersendiri bagi kesehatan manusia itu sendiri.
Namun, soal nutrisi yang nampak di permukaan bisa mengicu, jalinan antara bagaimana orang di negara-negara industri makanan dan bagaiman mereka hidup dan mati telah membuat sebagian orang meragukan “makanan mewah”
         Ciri-ciri yang paling banyak diperkirakan menandai menu mewah adalah kadar lemak yang tinggi, terutama lemak hewani dan kolesterol. Seperti diketahui oleh banyak orang makanan yang digoreng dengan rasa gurih, keju serta minyak selada yang mengandung lemak serta produksi-produksi yang terbuat dari susu juga menambahakan banyak lemak kedalam menu.
Jenis dan jumlah lemak yang kita makan sangat berpengaruh atas kesehatan. Konsumsi lemak jernih dalam jumlah yang tinggi dan terutama berasal dari produksi hewani bisa menimbulkan bermacam penyakit. Lemak yang tidak jernih nampaknya tak begitu berbahaya bagi kesehatan, tapi itu tetap berbahaya jika dikonsumsi terlalu banyak.
            Seiring dengan gaya hidup “menu mewah” konsumsi kalor pun akan semakin tinggi dan bisa mengakibatkan obesitas, yang akhirnya dapat menyebabkan diabetes, tekanan darah tinggi serta penyakit jantung koroner.
Menu yang kaya akan lemak binatang bisa menimbulkan serangan jantung atau kelumpuhan yang akhirnya, lemak menu yang berlebihan bisa juga dihubungkan  dengan kanker perut, dada, prostat, serta kanker lainya.
2.   Pengaruh polusi udara terhadap kesehatan lingkungan
      Kendaraan bermotor merupakan sumber pencemaran yang mempunyai pengaruh sangat besar bagi lingkungan, antar lain karena membebaskan hidrokarbon, oksida nitrogen, oksida sulfur dan lain-lain. Khusunya hidro karbon dan nitrogen oksida di udara akan membentuk ozon maupun bereaksi dengan ozon itu sendiri melalui proses “photo chemical process”
Dengan semakin padatnya suatu kota metropolitan yang dikelilingi oleh pencakar langit diantara jalan-jalan yang relativ sempit justru dapat memicu timbulnya “bottle neck” atau stagnasi. Karenaya akan sering terlihat diatas jalan semacam asap keputi-putihan yang diistilahkan dengan terminology “smog”. Asap tersebut sesungguhnya adalah suatau hasil dari apa yang disebut “photochemical smog”
        Polusi udara bisa menjadi masalah yang gawat diberbagai kota kota besar dimana mayoritas penduduknya sangat miskin, penelitian di kalkuta, India mengungkapkan bahwa konsentrasi karbon monoksida dijalanan pada jam-jam sibuk mencapai tingkat-tingkat yang lebih tinggi dari pada pada jam-jam lenggang.
Tak seorangpun yang meragukan bahaya tingginya konsentrasi zat-zat seperti limbah hitam tau karbon monoksida, juga tak seorangpun yang meragukan bahwa konsentrasi yang tinggi dari oksida sulfur dengan zat tertentu menggalakan gajala-gejala penyakit pernafasan dan penyakit jantung dan ada kalanya membawa maut.
Jika di pertimbangkan secara terpisah, meskipun masa-masa polusi yang parah tersebut melelehkan dan sulit dipahami itu semua tak memberikan bukti yang meyakinkan bahwa polusi merupakan penyebab penyakit. Itulah sebabnya, maka lonjakan tingkat-tingkat kematian membuktikan bahwa polusi yang parah hanyalah menggalakan penyakit-penyakit yang ada.
Secara logika, udara kotor pasti mempengaruhi paru-paru,itulah sebabnya maka peranan polutan, terutama oksida sulfur dan zat-zat partikulat dalam merangsang penyakit-penyakit pernafasan telah mendapat cukup perhatian.
            Polusi udara tidak hanya merangsang berbagai penyakit kronis, tetapi juga dapat menggalakan seringya orang banyak, terutama anak-anak yang terkena penyakit-penyakit pernafasan jangka pendek.
Kontribusi polusi udara dala menimbulkan kematian akibat penyakit jantung koroner semakin disadari, kematian ekstra banyak terjadi dikalangan para penderita jantung. Selama berlangsungnya krisis polusi udara, mungkin antara lain disebabkan karena sesak nafas.
3.   Perubahan Ekosistem Terhadap Kesehatan Lingkungan
           Dari pendekatan ekologis, kesehatan linhkungan banyak tergantung dan dipengaruhi oleh berbagai ekosistem. Secara umum dapat dikatakan bahwa perubahan-perubahan yang masih dalam batas-batas wajar belum mendorong keseimbangan ekologis dan masih dapat ditolerir oleh kemampuan daya tahan ( eksistensi) organisme melalui mekanisme adaptasi.
Namun nanti bila keseimbangan kedua ini masih juga diperluas sampai batas tertentu barulah perubahan lingkungan dengan dampak stabilitasnya, ini mengganggu kesehatan.
Pada kondisi ini sudah tiba pada perubahan stabilitas lingkungan, biasanya kualitas lingkungan sudah sedemikian bergeser, sehingga tidak mampu lagi memenuhi daya dukung kehidupan.
        Beberapa hal yang dapat menimbulkan berbagai perubahan ekosisrem antara lain:
a.       Sampah buangan domestik.
b.      Sampah industri anorganik.
c.       Sampah industri organik.
d.      Sampah radio aktif yang bisa dihasilkan dari ekses sampingan dari pusat-pusat pembangkit tenaga.
e.       Sampah khusus pestisida
f.       Sisa deterjent
g.      Sisa minyak bumi, mulai dari bensin sampai pelumas maupun minyak cat.
h.      Buangan air gelontor yang panas yang membawa dampak termis terhadap kehidupan air.
i.        Berbagai sampah padat.
j.        Pembebasan berbagai gas, baik dari industri, pusat-pusat pembakaran, dan system tranportasi.
k.      Dan lain-lain.

        Dengan makin majunya kehidupan modern yang berlatar belakang konsumtif berkelebihan, timbulah kemudian berbagai industri, pusat-pusat pengembangan ekonomi dan lain-lain yang pada hakekatnta timbal-balik masih menimbulkan berbagai mata rantai perubahan terhadap ekosistem yang ditinggalkan. Perubahan yang mau tidak mau sesungguhnya banyak mempengarui keseimbangan kesehatan lingkungan.
Berbagai implikasi tersebut garis besarnya berkisar antara pada masalah industrialisasi, mobilitas manusia yang terus meningkat, diskonkruensi masalah kependudukan terhadap daya dukung yang makin melebar dan lain-lain.
Implikasi ini ternyata menimbulkan berbagai mekanisme yang beraneka ragam terhadap stabilitas dan kuantitas ekosistem udara yang memiliki pola-pola khusus yang khas.
           Dengan adanya implikasi ini udara mengalami baik perubahan susunan kompisisinya dari segi kimiawi, perubahan temperatur dan kelembaban udara maupun segala aspek estetika dari pandangan udara yang makin suram. Bahwa hubungan antara makin banyaknya industrialisasi (yang dikonversikan sebagai sumber yang menggunakan enersi) dengan emisi oksida nitrogen tiap-tiap hari berdasarkan model empiris yang pernah diteliti.
Msalah debu atau paetikulat pada daerah-daerah industri merupakanmasalah tersendiri. Asap industri justru dikeluarkan bukan secara intermittent atau sekali, melainkan serial berturut-turut tak terputus yang mempunyai efek sangat merugikan untuk kondisi kesehatan.
          Pengetahuan semacam ini sangat penting untuk para ahli kesehatan lingkungan yang nantinya bekerja dan ditempatkan dibagian perencanaan tata kota hingga adanya pengetahuan dasar superfisial masalah “industrial site”.
4  Perubahan Ekosistem Air Terhadap Lingkungan
     Dengan adanya pencemaran-pencemaran air tidak mustahil umumnya dikota-kota besar didalam memenuhi kebutuhan air minumnya menggunakan air kali, karena kesulitan air bersih. Air kali dewasa ini justru lebih banyak mengalami pencemaran, baik dengan bahan-bahan yang masih dapat dihilangkan  melalui cara-cara teknologi modern maupun yang tidaka dapat dieliminir sama sekali teknologis karena pertimbangan biaya yang mahal untuk prosesnya.
Namun ada beberapa cara/ prinsip-prinsip yang minimal dapat dengan mudah digunakan diperusahaan-perusahaan air minum dengan jalan apa saja yang disebut                                     
“Drink Water Treatment”.
       Air murni yang ada didalam tanah ini sebenarnya berasal dari kondensasi uap air atmosfir yang dikenal sebagai air hujan. Air hujan ini kemudian membawa debu-debu, gas-gas CO2 dan O2 dari atmosfir serta bakteri-bakteri dari udara. Ketika sampai dipermukaan daratan justru lebih dicemarkan lagi dengan bahan-bahan organic lainnya, sebagian air akan diorganisir kedalam tanah dan sebagian tergenang atau di alirkan pada permukaan bumi melalui aliran-lairan air.
Selama dalam dataran tanah, baik sebagai iar permukaan atau sebagai air tanah terus-menerus mempunyai kecenderungan menjadi air kotor. Lebih-lebih di daerah industri yang banyak di buang “air limbah”
        Selama dalam tanah air ini lebih dikotorkan dengan berbagai pencemar antara lain:
·         Gas-gas yang larut dalam air, seperti gas CO2, H2S, Metan, O2, dan Nitrogen.
·         “Dissolved Mineral”, seperti Ca, Mg, Fe, Na, Mn, Karbohidrat-karbohidrat, sulfat, florida, nitrat, silikat, maupun lain-lain mineral atau persenyawaan bahan-bahan yang dibebaskan oleh industri-industri (Waste Product).
     Karenanya ditinjau dari adanya kecenderungan industrialisasi maupun kemungkinan-kemungkinan pencemaran air karena adanya perubahan ekositem ini, perlu adanya perlindungan air tanah dewasa ini. Mengingat air dewasa ini mempunyai “nilai sosial ekonomi” bagi segala kebutuhan hidup, maka berlakunya system andal dalam persiapan pendirian industri mutlak diperlukan.

D. Penutup

a.       Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dibidang lingkungan  akan  dapat menenkan interaksi yang dinamis antara manusia dengan lingkungan.
b.      Kerugian terhadap adanya pencemaran udara yang ditimbulkan oleh industialisasi maupun polutan akan menimbulkan perubahan suhu dan iklim udara, sehingga berpengaruh besar terhadap fisiologi tubuh.
c.       Pengerusakan sumber daya air oleh ekses industrialisasi harus dibatasi, karena dampaknya ikut memberi beban terhadap kepentingan kesehatan lingkungan.
d.      Kerugian terhadap dampak “menu mewah” dan kelebihan nutrusi dapat lebih ditekan melalui penghematan nutrisi dan membiasakan hidup hemat sejak dini, dengan tidak melupakan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh tubuh, sehingga kesehatan  manusia akan dapat lebih ditingkatkan.

Daftar Psutaka
World Health Organization (WHO). Environmental Health. Disitasi dari : http://www.WHO.int. Last Update : Januari 2008
Setiyabudi R. Dasar Kesehatan Lingkungan. Disitasi dari : http://www.ajago.blogspot.htm. Last Update : Desember 2007
Departemen Kesehatan Repubik Indonesia.. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentangKesehatan.
Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan No 416 tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air.
Soeparman dan Suparmin. 2001.Pembuangan Tinja dan Limbah Cair : Suatu Pengantar. Jakarta : EGC.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098/MENKES/SK/VII/2003 tentangPersyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran




Tidak ada komentar:

Posting Komentar