A.
Latar
Belakang
Dengan semakin majunya hasil-hasil
pembangunan di Indonesia, kehidupan sosial timbal-balik ikut terngakai
makin maju. Kemajuan ditopang oleh penerapan ilmu pengetahuan maupun teknologi.
Seiring dengan perkembangan ini, cakrawala berfikir masyarakat Indonesia terhadap
keadaan lingkungan disekitar juga ikut berubah. Sesuai dengan tujuan
pembangunan nasional, maka pembangunan kesehatan ditujukan kepada peningkatan
pemberantasan penyakit menular dan penyakit rakyat, peningkatan keadaan gizi
rakyat, peningkatan pengadaan air minum, peningkatan kebersihan dan kesehatan lingkungan,
perlindungan obat yang tidak memenuhi syarat, serta penyuluhan kesehatan
masyarakat untuk memasyarakatkan perilaku hidup sehat yang dimulai sedini
mungki
Dengan demikian maka dengan
pembangunan kesehatan dapat tercapai mutu dan lingkungan hidup yang optimal
bagi setiap penduduk agar mampu mewujudkan derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya, yang meliputi kesehatan badaniah dan rohaniah serta
kehidupan yang sejahtera dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit,
cacad dan kelemahan
Dalam suatu wilayah, kondisi lingkungan merupakan determinan
utama dan terpenting bagi derajat kesehatan masyarakat. Pencemaran lingkungan
akibat perkembangan teknologi dan pembangunan juga mempengaruhi ragam dan
kualitas pencemarnya, dari masalah sanitasi dasar, pembuangan limbah rumah
tangga, sampah domestik, dan penyediaan air bersih, bergeser ke berbagai
pencemaran partikel debu, bahan dan buangan kimia, sampai radiasi dan gelombang
elektro magnetic.
Pemanasan Global atau global warming merupakan penyebab emisi
karbon, gas-gas rumah kaca dan bahan pencemar lainnya, yang pada gilirannya
mengakibatkan perubahan dan penurunan kualitas lingkungan serta mempengaruhi
kesehatan dan kesinambungan kehidupan manusia (Diseases accurrences bounded to
ecosystem and culture).
Posisi geografis Indonesia berada di
persimpangan jalan lalu lintas barang, jasa, teknologi dan manusia dari seluruh
dunia yang semakin meningkat memiliki potensi risiko kesehatan lingkungan yang
harus di antisipasi. Globalisasi yang ditandai dengan peningkatan dinamika lalu
lintas barang, jasa dan pergerakan manusia akan mempengaruhi globalisasi
penularan dan penyebaran penyakit dan new emerging infectious
disease (misalnya: SARS, Avian influenza, Legionnaire
disease, serta potensi risiko kesehatan lingkungan lainnya). Masalah
perubahan lingkungan lokal seperti pemukiman, urbanisasi, kepadatan hunian,
perkembang biakan vektor, binatang peliharaan, life style,
perhotelan, pariwisata, transportasi, kecelakaan lalu lintas, industri,
kehidupan modern, dan lain sebagainya juga berimplikasi terhadap kesehatan.
Dilain pihak Indonesia yang terdiri dari sekitar 17.000 pulau, sebagian
terpencil, pulau pulau kecil, memiliki permasalahan kesehatan lingkungan
tersendiri.
Berbagai dinamika perubahan serta kondisi lingkungan baik lokal maupun global
perlu di antisipasi dengan pengembangan ilmu serta aplikasinya oleh dunia
pendidikan. Ilmu Kesehatan Lingkungan mempelajari hubungan interaktif antara
komponen lingkungan yang memiliki potensi bahaya kesehatan masyarakat dengan
segala atributnya, dan mengidentifikasi, mengukur, menganalisa serta mencari
upaya pengendalian dan pencegahan terjadinya gangguan kesehatan.
Penerapan ilmu kesehatan lingkungan
akan memberikan daya ungkit yang besar dan signifikan dalam konteks pembangunan
nasional dan global yang telah disepakati internasional dalam Millenium
Development Goals (MDGs), karena dari delapan indikator pencapaian MDGs,
kesehatan lingkungan berperan besar dalam pencapaian 6 indikatornya, yaitu:
kemiskinan, angka kematian bayi, angka kematian kasar, angka kematian ibu,
malaria dan TBC, dan sanitasi dasar. Permasalahan dan tantangan
pencemaran lingkungan telah sedemikian besar dan mendesak untuk dikendalikan
dan dicegah penyebarannya, namun sumber daya manusia dengan keterampilan khusus
kesehatan lingkungan masih sangat terbatas jumlahnya. Untuk itu, diperlukan
suatu tindakan nyata guna menjawab berbagai tantangan dan permasalahan
lingkungan di Indonesia.
B. Kesehatan Lingkungan
Definisi
Ø Menurut
WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan
ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin
keadaan sehat dari manusia
Ø Menurut
HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan lingkungan
adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang
dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas
hidup manusia yang sehat dan bahagia.
Bertitik tolak dari model timbangan Gordon, kemudian dimodifikasikan pada suatu model lanjutanya dijelaskan oleh empat factor, yaitu:
1.
Faktor penentu
kahidupan atau life support
2.
Aktifitas
manusia atau man’s activites
3.
Bahanbuangan & residu karena kehadiran adan aktifitas
manusia (residues and wastes
4.
Gangguan
lingkungan (environmental hazard s)
Dalam pendekatan ekologis ini justru
menekanakan titik masalah pada man’s activities. Dari titik ini terdapat
komunikasi dua arah yang masing-masing dapat ke arah Life Support, Residues and
Wastes serta Gangguan Lingkungan. Namun di lain pihak dari segi kausal tidak
digambarkan adanya interaksi antar-antar faktor.
Di
dalam kaitan ini, kesehatan lingkungan menempatkan dan menggantungkan diri pada
keseimbangan ekologi, sehingga karenanya berusaha menjalin suatu keseimbangan
interaksi manusia dengan lingkungannya pada tarap optimal dan batas-batas
tertentu untuk menjamin kehidupan yang tetap sehat (well being). Kehidupan yang
sehat meliputi baik dimensi kesehatan fisik, kesehatan mental maupun hubungan
sosial yang optimal dengan lingkungan sekitar.Bila kondisi yang optimal dapat dicapai
karena timbulnya interaksi yang “menekan” kehidupan, maka kesehatan lingkungan
sampai batas-batas dimungkinkan dapa menyerasikan diri melalui berbagai upaya.
Perubahan yang sesungguhnya
ditimbulkan oleh manusia sendiri pada umumnya, dan dipengaruhi oleh:
1.
Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat, yang sering
dikenal dengan istilah “peledakan penduduk” dengan segala implikasi kaitannya
lebih lanjut.
2.
Urbanisasi, yang dapat menimbulkan perubahan-perubahan
yang terjadi pada kota-desa, dimana dampaknya tidak saja dirasakan bagi system
kehidupan kota melainkan juga ikut merugikan kehidupan sistem pedesaan sendiri.
3.
Industrialisasi, yang menimbulkan berbagai mata rantai
implikasi serta sebagai akses secara luas.
4.
Perkembangan teknologi yang sangat cepat, khususnya bagi
negara-negara yang sedang berkembang yang belum dapat menyiapkan diri dalam
sistem sosialnya (infra structural).
5.
Kebutuhan yang “meningkat” dari masyarakat untuk
memaksakan meningkatkan standart kehidupan, pada hal syarat-syarat untuk
mendukung ini juga belum disiapkan.
Walaupun demikian ada tiga pokok yang
dapat dilakukan dalam mengembangkan upaya-upaya kesehatan lingkungan yaitu :
a.
Di mana dimungkinkan gangguan-gangguan yang dapat
berakibat terhadap kesehatan lingkungan perlu di cegah.
b.
Apabila gangguan tersebut telah ada, langkah berikutnya
adalah mengusahakan mengurangi atau meniadakan efeknya terhadap kecenderungan
timbulnya penyakit didalam masyarakat.
c.
Mengembangkan lingkungan yang sehat, khususnya pada
daerah-daerah padat melalui sistem perencanaan dan pengendalian yang mudah
terhadap pemukiman,perumahan dan fasilitas rekreasi yang sesungguhnya bisa
menjadi pusat kunjungan manusia dan sumber penularan.
Dengan demikian pendekatan ekologis
yang dapat dipertimbangkan sebagai masukan dalam suatu definisi kesehatan
lingkungan. Kesehatan lingkungan yang mempunyai dimensi yang luas dan berbeda
berdasarkan faktor kemampuan pelaksanaanya dimasing-masing negara.
C. Pembangunan di bidang makanan / sanitasi
makanan
Sanitasi makanan merupakan salah satu
bagian yang terpenting dalam segala aktivitas kesehatan masyarakat, mengingat
adanya kemungkinan penyakit-penyakit akibat makanan, kebiasaan-kebiasaan
taradisional dalam mengelola makanan masih menjadi masalah yang utama dalam
masyarakat selama belum ada cara pengganti yang berkenan. Dalam kehidupan manusia makanan mempunyai peranan penting
dan peranan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
1.
Setiap
manusia memerlukan makanan untuk kelangsungan hidupnya.
2.
Manusia
yang terpenuhi semua kebutuhan makanannya akan terlindung dan terjamin
kesehatannya sehingga memiliki produktifitas kerja yang optimal.
3.
Bahan
makanan dapat merupakan media perkembang biakan kuman penyakit atau dapat juga
merupakan media perantara dalam penyebaran suatu makanan.
Sanitasi
makanan meliputi kegiatan usaha yang ditujukan kepada kebersihan dan kemurnian
makanan agar tidak menimbulkan suatu penyakit. Usaha-usaha sanitasi tersebut
meliputi tindaka-tindakan saniter yang ditujukan pada semua tingkatan, sejak
makanan mulai dibeli, disimpan, diolah, dan disajikan untuk melindungi agar
konsumen tidak dirugikan kesehatanya.
1 Pengaruh Makanan Terhadap Kesehatan
Makanan
merupakan salah satu pokok kebutuhan manusia untuk kelangsungan hidupnya. Oleh
karena itu, makanan merupakan hal yang penting bagi manusia. Pentingnya makanan
bagi manusia, selain itu dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Di
tinjuau dari segi kesehatan, kegunaan makanan adalah sebagai sumber zat makanan.
Zat
makanan mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Sumber
energi.
2. Zat
pembangun.
3. Zat
pengatur.
Di tinjau dari fungsi makanan adalah
sangat penting bagi manusia untuk mengkonsumsi makanan itu, namun jika makanan
yang dikonsumsi tersebut melebihi batas akan menimbulkan masalah tersendiri
bagi kesehatan manusia itu sendiri.
Namun, soal nutrisi yang nampak di permukaan bisa
mengicu, jalinan antara bagaimana orang di negara-negara industri makanan dan
bagaiman mereka hidup dan mati telah membuat sebagian orang meragukan “makanan
mewah”
Ciri-ciri
yang paling banyak diperkirakan menandai menu mewah adalah kadar lemak yang
tinggi, terutama lemak hewani dan kolesterol. Seperti diketahui oleh banyak
orang makanan yang digoreng dengan rasa gurih, keju serta minyak selada yang
mengandung lemak serta produksi-produksi yang terbuat dari susu juga
menambahakan banyak lemak kedalam menu.
Jenis dan jumlah lemak yang kita makan sangat berpengaruh
atas kesehatan. Konsumsi lemak jernih dalam jumlah yang tinggi dan terutama
berasal dari produksi hewani bisa menimbulkan bermacam penyakit. Lemak yang
tidak jernih nampaknya tak begitu berbahaya bagi kesehatan, tapi itu tetap
berbahaya jika dikonsumsi terlalu banyak.
Seiring
dengan gaya hidup “menu mewah” konsumsi kalor pun akan semakin tinggi dan bisa
mengakibatkan obesitas, yang akhirnya dapat menyebabkan diabetes, tekanan darah
tinggi serta penyakit jantung koroner.
Menu yang kaya akan lemak binatang bisa menimbulkan
serangan jantung atau kelumpuhan yang akhirnya, lemak menu yang berlebihan bisa
juga dihubungkan dengan kanker perut,
dada, prostat, serta kanker lainya.
2.
Pengaruh polusi udara terhadap kesehatan lingkungan
Kendaraan bermotor merupakan sumber pencemaran yang mempunyai pengaruh
sangat besar bagi lingkungan, antar lain karena membebaskan hidrokarbon, oksida
nitrogen, oksida sulfur dan lain-lain. Khusunya hidro karbon dan nitrogen
oksida di udara akan membentuk ozon maupun bereaksi dengan ozon itu sendiri
melalui proses “photo chemical process”
Dengan semakin padatnya suatu kota metropolitan yang
dikelilingi oleh pencakar langit diantara jalan-jalan yang relativ sempit
justru dapat memicu timbulnya “bottle neck” atau stagnasi. Karenaya akan sering
terlihat diatas jalan semacam asap keputi-putihan yang diistilahkan dengan
terminology “smog”. Asap tersebut sesungguhnya adalah suatau
hasil dari apa yang disebut “photochemical smog”
Polusi udara bisa menjadi masalah yang
gawat diberbagai kota kota besar dimana mayoritas penduduknya sangat miskin,
penelitian di kalkuta, India mengungkapkan bahwa konsentrasi karbon monoksida
dijalanan pada jam-jam sibuk mencapai tingkat-tingkat yang lebih tinggi dari
pada pada jam-jam lenggang.
Tak
seorangpun yang meragukan bahaya tingginya konsentrasi zat-zat seperti limbah
hitam tau karbon monoksida, juga tak seorangpun yang meragukan bahwa
konsentrasi yang tinggi dari oksida sulfur dengan zat tertentu menggalakan
gajala-gejala penyakit pernafasan dan penyakit jantung dan ada kalanya membawa
maut.
Jika
di pertimbangkan secara terpisah, meskipun masa-masa polusi yang parah tersebut
melelehkan dan sulit dipahami itu semua tak memberikan bukti yang meyakinkan
bahwa polusi merupakan penyebab penyakit. Itulah sebabnya, maka lonjakan
tingkat-tingkat kematian membuktikan bahwa polusi yang parah hanyalah
menggalakan penyakit-penyakit yang ada.
Secara
logika, udara kotor pasti mempengaruhi paru-paru,itulah sebabnya maka peranan
polutan, terutama oksida sulfur dan zat-zat partikulat dalam merangsang
penyakit-penyakit pernafasan telah mendapat cukup perhatian.
Polusi udara tidak hanya merangsang berbagai penyakit
kronis, tetapi juga dapat menggalakan seringya orang banyak, terutama anak-anak
yang terkena penyakit-penyakit pernafasan jangka pendek.
Kontribusi polusi udara dala menimbulkan kematian akibat
penyakit jantung koroner semakin disadari, kematian ekstra banyak terjadi
dikalangan para penderita jantung. Selama berlangsungnya krisis polusi udara,
mungkin antara lain disebabkan karena sesak nafas.
3.
Perubahan Ekosistem Terhadap Kesehatan Lingkungan
Dari pendekatan ekologis, kesehatan linhkungan banyak
tergantung dan dipengaruhi oleh berbagai ekosistem. Secara umum dapat dikatakan
bahwa perubahan-perubahan yang masih dalam batas-batas wajar belum mendorong
keseimbangan ekologis dan masih dapat ditolerir oleh kemampuan daya tahan (
eksistensi) organisme melalui mekanisme adaptasi.
Namun nanti bila keseimbangan kedua ini masih juga
diperluas sampai batas tertentu barulah perubahan lingkungan dengan dampak
stabilitasnya, ini mengganggu kesehatan.
Pada kondisi ini sudah tiba pada perubahan stabilitas
lingkungan, biasanya kualitas lingkungan sudah sedemikian bergeser, sehingga
tidak mampu lagi memenuhi daya dukung kehidupan.
Beberapa
hal yang dapat menimbulkan berbagai perubahan ekosisrem antara lain:
a. Sampah
buangan domestik.
b. Sampah
industri anorganik.
c. Sampah
industri organik.
d.
Sampah
radio aktif yang bisa dihasilkan dari ekses sampingan dari pusat-pusat
pembangkit tenaga.
e. Sampah
khusus pestisida
f. Sisa
deterjent
g.
Sisa
minyak bumi, mulai dari bensin sampai pelumas maupun minyak cat.
h. Buangan
air gelontor yang panas yang membawa dampak termis terhadap kehidupan air.
i.
Berbagai sampah padat.
j.
Pembebasan
berbagai gas, baik dari industri, pusat-pusat pembakaran, dan system
tranportasi.
k. Dan
lain-lain.
Dengan
makin majunya kehidupan modern yang berlatar belakang konsumtif berkelebihan,
timbulah kemudian berbagai industri, pusat-pusat pengembangan ekonomi dan
lain-lain yang pada hakekatnta timbal-balik masih menimbulkan berbagai mata
rantai perubahan terhadap ekosistem yang ditinggalkan. Perubahan yang mau tidak
mau sesungguhnya banyak mempengarui keseimbangan kesehatan lingkungan.
Berbagai implikasi tersebut garis besarnya berkisar
antara pada masalah industrialisasi, mobilitas manusia yang terus meningkat,
diskonkruensi masalah kependudukan terhadap daya dukung yang makin melebar dan
lain-lain.
Implikasi ini ternyata menimbulkan berbagai mekanisme
yang beraneka ragam terhadap stabilitas dan kuantitas ekosistem udara yang
memiliki pola-pola khusus yang khas.
Dengan
adanya implikasi ini udara mengalami baik perubahan susunan kompisisinya dari
segi kimiawi, perubahan temperatur dan kelembaban udara maupun segala aspek
estetika dari pandangan udara yang makin suram. Bahwa hubungan antara makin
banyaknya industrialisasi (yang dikonversikan sebagai sumber yang menggunakan
enersi) dengan emisi oksida nitrogen tiap-tiap hari berdasarkan model empiris
yang pernah diteliti.
Msalah debu atau paetikulat pada daerah-daerah industri
merupakanmasalah tersendiri. Asap industri justru dikeluarkan bukan secara intermittent
atau sekali, melainkan serial berturut-turut tak terputus yang mempunyai efek
sangat merugikan untuk kondisi kesehatan.
Pengetahuan semacam ini sangat penting untuk para ahli kesehatan
lingkungan yang nantinya bekerja dan ditempatkan dibagian perencanaan tata kota
hingga adanya pengetahuan dasar superfisial masalah “industrial site”.
4 Perubahan Ekosistem Air Terhadap Lingkungan
Dengan adanya
pencemaran-pencemaran air tidak mustahil umumnya dikota-kota besar didalam
memenuhi kebutuhan air minumnya menggunakan air kali, karena kesulitan air
bersih. Air kali dewasa ini justru lebih banyak mengalami pencemaran, baik
dengan bahan-bahan yang masih dapat dihilangkan
melalui cara-cara teknologi modern maupun yang tidaka dapat dieliminir
sama sekali teknologis karena pertimbangan biaya yang mahal untuk prosesnya.
Namun ada beberapa cara/ prinsip-prinsip yang minimal
dapat dengan mudah digunakan diperusahaan-perusahaan air minum dengan jalan apa
saja yang disebut
“Drink Water Treatment”.
Air murni
yang ada didalam tanah ini sebenarnya berasal dari kondensasi uap air atmosfir
yang dikenal sebagai air hujan. Air hujan ini kemudian membawa debu-debu,
gas-gas CO2 dan O2 dari atmosfir serta bakteri-bakteri dari udara. Ketika
sampai dipermukaan daratan justru lebih dicemarkan lagi dengan bahan-bahan
organic lainnya, sebagian air akan diorganisir kedalam tanah dan sebagian
tergenang atau di alirkan pada permukaan bumi melalui aliran-lairan air.
Selama dalam dataran tanah, baik sebagai iar permukaan
atau sebagai air tanah terus-menerus mempunyai kecenderungan menjadi air kotor.
Lebih-lebih di daerah industri yang banyak di buang “air limbah”
Selama
dalam tanah air ini lebih dikotorkan dengan berbagai pencemar antara lain:
·
Gas-gas yang larut dalam air, seperti
gas CO2, H2S, Metan, O2, dan Nitrogen.
·
“Dissolved Mineral”, seperti Ca, Mg, Fe,
Na, Mn, Karbohidrat-karbohidrat, sulfat, florida, nitrat, silikat, maupun
lain-lain mineral atau persenyawaan bahan-bahan yang dibebaskan oleh
industri-industri (Waste Product).
Karenanya ditinjau dari adanya kecenderungan industrialisasi maupun
kemungkinan-kemungkinan pencemaran air karena adanya perubahan ekositem ini,
perlu adanya perlindungan air tanah dewasa ini. Mengingat air dewasa ini
mempunyai “nilai sosial ekonomi” bagi segala kebutuhan hidup, maka berlakunya
system andal dalam persiapan pendirian industri mutlak diperlukan.
D. Penutup
a.
Dengan
semakin majunya ilmu pengetahuan dibidang lingkungan akan
dapat menenkan interaksi yang dinamis antara manusia dengan lingkungan.
b.
Kerugian
terhadap adanya pencemaran udara yang ditimbulkan oleh industialisasi maupun
polutan akan menimbulkan perubahan suhu dan iklim udara, sehingga berpengaruh
besar terhadap fisiologi tubuh.
c.
Pengerusakan
sumber daya air oleh ekses industrialisasi harus dibatasi, karena dampaknya
ikut memberi beban terhadap kepentingan kesehatan lingkungan.
d.
Kerugian
terhadap dampak “menu mewah” dan kelebihan nutrusi dapat lebih ditekan melalui
penghematan nutrisi dan membiasakan hidup hemat sejak dini, dengan tidak melupakan
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh tubuh, sehingga kesehatan manusia akan dapat lebih ditingkatkan.
Daftar Psutaka
World Health
Organization (WHO). Environmental Health. Disitasi dari : http://www.WHO.int.
Last Update : Januari 2008
Setiyabudi R. Dasar
Kesehatan Lingkungan. Disitasi dari : http://www.ajago.blogspot.htm.
Last Update : Desember 2007
Departemen Kesehatan
Repubik Indonesia.. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentangKesehatan.
Menteri Kesehatan RI. Peraturan
Menteri Kesehatan No 416 tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air.
Soeparman dan Suparmin.
2001.Pembuangan Tinja dan Limbah Cair : Suatu Pengantar. Jakarta :
EGC.
Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098/MENKES/SK/VII/2003 tentangPersyaratan
Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar